Thursday, April 10, 2008

setan pada hari Arafah


Setan Pada Hari Arafah

Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada hari yang lebih membuat setan kesal dan marah daripada hari Arafah, karena pada hari itu ia melihat Allah swt menurunkan rahmatNya dan ampunan atas dosa – dosa besar, kecuali yang di lihatnya pada perang Badar.”

“Apa yang di lihatnya pada Perang Badar ? “ Tanya seseorang.

“Ia melihat Jibril yang sedang membariskan para Malaikat untuk bersiap – siap perang.” (HR. ad-Dailani)

Beliau pernah pula bersabda, “Tidak pernah setan lebih hina, terusir,dan marah melebihi keadaannya pada hari Arafah. Hal itu hanya karena ia tahu rahmat Allah turun dan Dia mengampuni dosa – dosa besar.” (HR.Maalik dan Ibnu Abid Dunia)

Seorang sahabat, Abbas bin Mirdas, berkata ,” Pada sore hari Arafah, rasulullah saw mendoakan umat beliau agar mendapatkan ampunan dan rahmat. Banyak doa yang beliau panjatkan dan Allah mengabulkannya. Dia berfirman, “Aku ampuni dosa mereka, kecuali kezaliman yang mereka lakukan kepada sesama mereka. Sedangkan dosa – dosa yang berkaitan dengan hubungan antar mereka denganKu telah Aku ampuni.”

Rasulullah saw berdoa lagi, “Ya Allah Engkau berkuasa member balasan kepada orang yang dizalimi itu dengan yang lebih baik daripada keteraniyayaannya dan memberi ampunan kepada orang – orang yang menzaliminya.”

Namun Allah tidak langsung mengabulkan doa beliau sore itu. Pada pagi hari Muzdalifah, beliau berdoa lagi dengan giat. Akhirnya Allah mengabulkan. FirmanNya, “Aku telah mengampuni mereka.”

Rasulullah saw tersenyum. Melihat beliau tersenyum, ada yang bertanya, “ Mengapa Anda tersenyum, padahal pada saat seperti ini Anda tidak biasanya tersenyum ?”

Rasulullah saw menjawab, “Aku tersenyum melihat musuh Allah, yakni Iblis. Ketika ia tahu bahwa Allah mengabulkan doaku untuk umatku, ia memaki – maki dan menaburkan debu ke kepalanya lalu pergi.”

Dalam suatu kesempatan lain beliau bersabda, “ Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.”

>> Dari buku :

Saat - Saat Berkesan Bersama Rasulullah, Abdul Aziz Asy - Syinnawi, Gema Insani Press.


1 comment:

m.salahuddin said...

tanya / usul: bagus kalo disebutin sumbernya [dari hadis riwayat siapa, ato dari buku apa, ato..]